Blog

untung99.club: 7 Fakta Hujan Meteor Geminid Salah Satunya Bisa Capai 107 Meteor per Jam


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian untung99.club dengan judul untung99.club: 7 Fakta Hujan Meteor Geminid Salah Satunya Bisa Capai 107 Meteor per Jam yang telah tayang di untung99.club terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di koresponden@untung99.club, Terimakasih.

KOMPAS.com – Bagi Anda pecinta fenomena langit, jangan lewatkan mulai malam ini 13 Desember hingga 14 Desember, hujan meteor Geminid akan mencapai masa puncaknya.

Berikut 7 fakta terkait hujan meteor Geminid 2021 kali ini.

1. Berada di konstelasi Gemini

Geminid adalah hujan meteor utama yang titik radian atau titik asal kemunculan meteornya berada di dekat bintang Alfa Geminorum (Castor) konstelasi Gemini.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan, meteor-meteor yang jatuh tersebut seakan-akan berasall dari rasi Gemini.

Baca juga: Fenomena Langit Desember 2021: Super New Moon dan 7 Puncak Hujan Meteor

2. Berasal dari sisa debu asteroid Phaethon

Astronom Amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, hujan meteor ini bersumber dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon (1983 TB) yang mengorbit Matahari selama 523,6 hari.

Marufin menjelaskan, meskipun hujan meteor itu seakan-akan dari rasi Gemini, sesungguhnya hujan meteor yang terjadi berasal dari remah-remah komet tak dikenal yang terpecah-pecah di masa silam dan salah satu pecahannya membentuk asteroid 3200 Phaethon (1983 TB).

Nah, sisa-sisa debu asteroid Phaethon ini mengorbit Matahari dengan periode 524 hari atau periode revolusinya sekitar 1,43 tahun.

Asteroid Phaethon ini tergolong dalam keluarga Asteroid Apollo dengan orbit sangat lonjong dan kemiringan orbit 22 derajat.

3. Bisa capai 107 meteor per jam

Puncak hujan meteor Geminid ini menjadi yang paling menarik, karena dikenal sebagai hujan meteor yang memiliki intensitas besar yaitu sekitar lebih dari 100 meteor per jam.

“Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia berkisar 86 meteor per jam di Sabang hingga 107 meteor per jam di Pulau Rote,” kata Andi kepada Kompas.com, Rabu (1/12/2021).

Hal ini dikarenakan titik radian berkulminasi pada ketinggian 46°-63° arah utara, sedangkan intensitas hujan meteor saat di zenit sebesar 120 meteor per jam.

Baca juga: Viral Foto Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Apa Itu Meteor dan Hujan Meteor?